BRIkan Makna Lebih di Setiap Hari

Sudah dua tahun ini saya menekuni yoga. Kata yogini− sebutan untuk guru yoga, yoga is to ‘yoke’ atau menyatukan tubuh dan pikiran. Manifestasinya adalah utuh, dengan mengurangi rasa buru-buru ingin sampai ke garis finish dan sebaliknya menikmati perjalanan. Dituntun oleh yoga, mari ikuti perjalanan saya memaknai hidup bersama BRI, partner terbaik perjalanan ini.

Yoga di Tengah Wabah

Menjaga kesehatan raga rasanya mudah diucapkan, tetapi terkadang terlupakan saat kondisi tubuh dalam keadaan prima. Di tengah gelombang COVID-19 yang menuntut pembatasan aktivitas, bagaimana bisa bergerak leluasa untuk sekedar berolahraga?

Yoga adalah satu olahraga yang pertama kali terbesit di kepala saya. Olahraga yang menurut saya menyehatkan jantung dan bisa dilakukan di mana saja. Toh, modalnya juga sederhana. Hanya seperangkat matras dan balok yoga, serta video tutorial dari kanal yutub.

Untunglah, ada aplikasi BRImo yang mengakomodir pembayaran higienis dan cepat hanya dari ponsel cerdas. Saya jadi bisa berbelanja matras yoga secara daring di sembarang marketplace dan melunasi pembayaran dengan metode transfer ataupun top up uang digital. Bahkan, aplikasi BRImo juga saya gunakan untuk men-top up paket data dan pulsa agar saya bisa menirukan gerakan yoga yang diajarkan Mbak Rini Ritti di kanal yutub miliknya.

Kalau diingat-ingat, sekarang enak sekali ya? Dulu, waktu saya kuliah di bumi Pasundan dan ingin pulang kampung, rasanya mesti memeras semangat dan ketangguhan saat berburu tiket kereta promo di malam hari. Sudah jatuh malah tertimpa tangga, minimarket yang biasanya mampu membayar pesanan tiket saya mendadak alami gangguan. Tak sekonyong-konyong saya berlari menuju ATM di ujung jalan sana. Bukan rezeki namanya, tiket eksekutif senilai 100 ribuan itu keburu terbang bersama calon penumpang lain yang gegas membayar.

Sekarang sudah lain cerita. Sekalipun sulit dihimpit pandemi atau dihujani meteor, adanya digitalisasi BRI membuat pergerakan kita menjadi sat-set. BRImo menyediakan fasilitas transfer uang, top up paket data dan pulsa, pembelian tiket KAI, pembayaran QRIS, tarik dan setor tunai tanpa kartu hingga membayar zakat. Wah, lengkap sekali ya?

Perjalanan Memaknai Kembali

Tak butuh waktu berapa lama, saya telah mampu mengeksekusi asana dengan alignment yang baik dan aman.

Adho Mukha Svanasana (downward-facing dog) atau pose seperti segitiga dengan kepala menjulur ke bawah, tangan menopang, dan kaki menjejak kuat− sering diulang-ulang bahkan hampir di seluruh pertemuan yoga, apapun jenisnya. Kepala yang diposisikan lebih rendah dibandingkan badan membuat aliran darah di otak lancar sehingga suplai oksigen dari jantung langsung menuju titik target dan menstimulasi perasaan rileks.

Bila diperhatikan, Adho Mukha Svanasana dan mayoritas gerakan yoga akan kembali menuju arah bawah (tanah). Apa maksudnya? Ini menandai sifat alami manusia yang semestinya membumi. Lebih lentur berpikir, selaras dengan alam, dan berani melepas.

Memulai Hidup Berkesadaran

Dalam yoga, saya diajarkan untuk peka terhadap tubuh. Sama seperti menanam buah, apa yang kita masukkan dalam tubuh, itulah yang kita tuai.

Jangan-jangan jumlah uban yang meningkat secara eksponensial muncul karena kita terlalu banyak menyerap toksin kimia dari produk pabrikasi. Padahal, alam sendiri telah menyediakan apa yang kita butuhkan secara gratis dengan jaminan tanpa efek samping.

Maka, setelah belajar yoga, saya juga belajar hidup alami.

Salah satunya, saya membuat sampo alami dari campuran lerak, benih lenan (flaxseed), dan garam. Saya menggunakan lerak karena ia mengandung saponin untuk efek cuci dan busa alami. Sedangkan, benih lenan kaya akan omega 3, vitamin E dan B, antioksidan, lignan, magnesium, dan selenium yang bagus untuk kesehatan rambut, serta garam sebagai pengawet alami.

Ketiga bahan ini saya peroleh dari pasar tradisional dekat kediaman saya, Pasar Gede. Kenapa beli di pasar? Karena pasar zaman sekarang telah disokong fasilitas pembayaran yang sama praktisnya dengan supermarket maupun mal-mal, lengkap dengan bonus harga yang lebih miring.

Bayangkan, ketika membeli lerak, saya hanya perlu membuka aplikasi BRImo yang tersemat pada ponsel, menyentuh fitur QRIS, lalu mengarahkan kamera menuju kode QR yang tersedia di meja pedagang. Selanjutnya, masukkan jumlah nominal yang hendak dibayar, ketikkan PIN bank, dan tinggal konfirmasi ke pedagang lerak bahwa transaksi QRIS-nya berhasil.  Praktis, simpel, dan aman kan?

Asal tahu saja, transaksi QRIS ini bernilai fantastis. Sepanjang 2022, angkanya mencapai 1,03 miliar atau tumbuh sebesar 86 persen yang didominasi oleh sektor UMKM.

Beli ke pasar tradisional dengan QRIS via BRImo ternyata tak cuma mendekatkan saya pada bahan berkualitas dengan harga terjangkau, melainkan turut pula mengerek pertumbuhan ekonomi negeri ini. BRI memang pahlawan UMKM!

Nature Will Nurture

“Penyakit bersin-bersin, alergi, bahkan asma akut bisa sembuh kalau kamu konek ke alam,” ucap guru yoga saya di tengah sesi yoga.

Adalah nature pill. Menghabiskan 20-30 menit berdiam atau berjalan kaki di alam untuk menurunkan hormon stres (kortisol).

Terapi ini tergolong mudah ya. Jika jauh dari alam, kita bisa menghadirkan bentuk-bentuk alam ke dekat kita. Misalnya dengan memelihara tanaman dan berkebun di rumah.

Namun, tetap saja, menyembuhkan diri di alam rasanya kurang afdol bila tidak sekalian menjejakkan kaki ke sana.

Saya suka sekali main ke pantai. Untuk menuju pantai, saya biasanya berkendara via jalan tol demi memangkas waktu.

Untungnya, kartu BRIZZI bisa digunakan untuk membayar biaya tol. Karena ponsel saya mendukung fitur NFC, proses pengisian saldo elektronik jadi semakin mudah. Cukup tempel kartu BRIZZI di ponsel, lalu tinggal di top up saja dari aplikasi BRImo. Mudah dan cepat, kan?

Sebuah Keputusan

Kriiiing!

“Maaf, tadi gak angkat. Bibi lagi dibawa ke IGD sakit DBD, tapi ini mau dibawa balik ke rumah.”

“Udah baikan bibi?”

“Belum. Uang paman gak cukup buat rawat inap,” pungkas paman saya dalam telepon singkat itu.

Paman saya ialah ustaz yang dibayar seikhlasnya. Dia saat ini bermukim di desa kecil dekat pegunungan bernama Soreang. Di Soreang, tiada minimarket apalagi akses perbankan.

Keluarga besar sempat menyalahkan pilihannya untuk mengabdi di sana dibandingkan menerima tawaran menjadi imam di masjid besar kota kembang. Namun, seperti yang saya cerap dari ilmu yoga, toh semestinya tak perlu ada penghakiman.

Keputusan, tiada yang salah dan yang benar sebab ia bukanlah soal pilihan ganda. Dan, keputusan untuk menjadi ustaz di tempat terpencil tentu sudah melewati pemikiran masak dan diputuskan secara sadar oleh paman saya.

“Bu, mending tanya paman di sana adanya apa (akses perbankan),” ujar saya pada ibu.

“Adanya cuma agen BRILink, dua kiloan jaraknya,” balas ibu.

Di ujung telepon sana terdengar suara terputus-putus paman dan sepupu saya mengucapkan terima kasih setelah menerima transferan uang dari ibu saya melalui agen BRILink.

“Iya, sama-sama. Hati-hati naik sepedanya,” ucap ibu.

“Semoga dibalas Allah SWT. Aamiin,” sambung paman saya.

Inilah bedanya BRI dengan kebanyakan bank umum lainnya. Jaringan BRI terbentang luas di wilayah nusantara dan memiliki kekuatan infrastruktur digital. Pada Juni 2023 saja, agen BRILink mencapai 666.038 agen yang tersebar di 59.205 desa. Menyokong lebih dari 80 persen desa agar dapat mengakses keperluan perbankan.

Bagi orang kota, jasa agen BRILink mungkin hampir tak terlihat secara kasat mata. Namun, siapa sangka, bagi orang-orang seperti paman saya yang menetap di daerah kecil dan tertinggal di Indonesia, agen BRILink laksana nafas yang memberi harapan hidup seseorang.

Tak perlu ada keraguan untuk memanfaatkan jasa agen BRILink. Karena aktivitas tarik tunai, setor tunai, setor pinjaman, bayar cicilan motor, bayar tagihan PLN, BPJS, PDAM, Briva, T-bank, dan pulsa operator bisa diselesaikan dengan mudahnya meski rumahmu berada di daerah tapal batas sekalipun. BRI untuk Indonesia, benar-benar mewujudkan inklusivitas!

128 Tahun Memberi Makna

Tahun ini, BRI genap berusia 128 tahun. Kalau bank BRI manusia, dia adalah sosok orang tua. Punya masa lalu (pengalaman) yang sudah cukup panjang untuk dapat melihat ke mana baiknya arah kapal berlayar tanpa perlu banyak berasumsi.

Semangat inovasi yang tak pernah tiris membuat BRI bertransformasi dari sekedar bank berplat merah di Indonesia menjadi raksasa digital perbankan yang jaringannya tersebar luas hingga ke pelosok negeri.

Jasamu untuk memudahkan transaksi perbankan setiap hari akan selalu kami kenang dan hargai.

Terima kasih, BRI! Kau telah memberi makna dalam hidup kami.

**