
Kecuali waktu yang terus susut, jam terpojok ke angka lima. “Mah, aku ntar pulang telat ya. Ada revisi mendadak.” Dua jam selanjutnya bergulir begitu saja. Tanpa ada jeda barang sebentar.
Di sebuah klinik ortodontis yang antreannya mengular. “Ditunggu dulu ya, Kak. Dokter Bejo sedang kejebak macet.” Pribadi-pribadi atomis serempak memutuskan menekuni layar demi mengusir kejemuan.
“Nin, jogging yuk!” ajak seorang kawan.
“Enggak, ah. Enakan juga maraton drakor.”
Beberapa pilihan hidup toh terkadang menyisakan episode paling melenakan yang tak jarang menyisakan sesal kemudian.
Melihat Lebih Dalam
Saya tahu bahwa puluhan jam atau bahkan ratusan menit itu dihabiskan untuk menunaikan tanggung jawab, memecah kebosanan hingga menghibur diri. Tetapi, sadarkah kamu bahwa di balik setiap detik yang pergi, ada sepasang mata yang terzalimi?
Dalam Islam, kita mengenal ‘bashor’ yang artinya melihat dengan mata, sedangkan ‘bashiroh’
ialah melihat dengan hati.
Kapan terakhir kali kita melihat dengan hati dan sekadar bertanya, “Mata, apakah kamu baik-baik saja?
Terkadang, saya pun merasa bersalah. Lantaran pekerjaan saya sebagai content writer dan penerjemah telah memforsir mata saya secara berlebihan. Apalagi, saat orderan tahu bulat masuk. Maka, mata pun akan bekerja ekstra.

Sebagai informasi, tahu bulat adalah sebutan untuk konten-konten yang diminta tayang hari itu juga. Sebagai contoh: ucapan belasungkawa, kasus viral, kronologi kecelakaan dsb.
Alhasil, saya dan rekan sejawat sering lupa mengambil jeda. Kami merasakan mata sepet, perih, dan lelah.
Gejala yang amat SePeLe, tetapi cukup mengganggu kinerja kami.
Dalam ilmu wellness yang belakangan saya pelajari, mata kering ialah pertanda bahwa tubuh sedang tidak seimbang dan mengalami peradangan tersamar.
Peradangan tersamar adalah peradangan tersembunyi. Datang bersama gejala minor sehingga seringkali diabaikan dan menjadi maladaptasi di kehidupan kita sehari-hari.
Menurut guru saya, dr. Prapti Utami, rusaknya tubuh seseorang berjalan secara bertahap:
- Level biokimia
Kerusakan yang sering tidak nampak ketika diperiksa laboratorium. - Level fisiologi
Kerusakan sudah mempengaruhi fungsi dan kinerja alat tubuh.
Seperti muncul pusing, mata berdenyut-denyut, pandangan kabur, dan sebagainya. - Level anatomi
Tingkat ini yang akhirnya muncul sebagai gejala, tetapi sudah terlanjur mengalami kerusakan organ yang lebih berat daripada tahap-tahap sebelumnya.
Misal: minus bertambah, radang mata, abrasi kornea, dan bahkan kehilangan penglihatan.
Gejala mata kering berupa mata sepet, perih, dan lelah berada pada level fisiologi. Yang artinya bila tidak gegas ditanggulangi, gejala yang sifatnya sementara dapat berubah menjadi kerusakan permanen pada mata.
Kondisi darurat mata kering per Juni 2025 bahkan termasuk 144 penyakit yang kini tidak boleh dirujuk di RS dengan cover BPJS Kesehatan.
Maka. meminjam perkataan guru saya, dr. Prapti, mari kita manfaatkan level paling emas ini (level fisiologi) untuk berbenah dan menyayangi mata kita sebelum semuanya direnggut oleh ketidakbijaksanaan diri sendiri.

Sekeping Pengingat dari Si Mata Kering
Mata kering terjadi akibat mata tidak memproduksi air mata yang cukup atau mengalami penguapan air mata secara berlebihan.
Biasanya ditandai dengan:
- Mata sepet seperti ada partikel halus yang mengganjal.
- Mata perih dengan sensasi gatal.
- Mata lelah dan terasa berat.
- Pandangan kabur sesaat.
- Mata nampak berair.
Dahulu, kawan saya yang hidup dengan satu mata akibat kecelakaan bermotor sering mengeluhkan matanya lekas kering. Namun, realitanya sekarang gejala mata kering juga saya alami, bahkan menjadi epidemi banyak warga digital di luar sana.

Nah, kondisi mata kering ini dapat dipicu beragam faktor. Salah satunya, berkurangnya frekuensi berkedip.
Normalnya, manusia akan berkedip sebanyak 20 kali per menit. Namun, bila kita terlalu terhanyut dalam buaian layar, intensitas berkedip kita hanya tersisa 7 kali per menit saja.
Padahal, berkedip adalah cara kelopak mata untuk menyebarkan air mata agar mata kita senantiasa lembap.
Bayangkan, Tuhan dengan segala kebesarannya telah menciptakan barisan-barisan kecil yang tugasnya menjaga air mata.
Lapisan bawah pada air mata tersusun atas protein dan air yang berfungsi menjaga mata tetap terhidrasi. Sedangkan, lapisan atas terdiri dari minyak yang bertugas mencegah penguapan air mata terlalu cepat.
Itulah mengapa menangis adalah hal yang lumrah dan sangat manusiawi. Karena, itu termasuk mekanisme tubuh untuk mengembalikan keseimbangannya (dari kekeringan).
Kiat-kiat Mengatasi Mata Kering
Meski mata kering bisa sigap ditangani dengan menangis, tetapi tentu tak semua orang memiliki hati se-mellow Nassar Oppa, bukan?
Oleh sebab itu, saya merinci beberapa kiat-kiat sederhana yang bisa kita lakukan guna mengatasi mata sepet, perih, dan lelah. Yuk, cermati!

1. Terapkan aturan 20-20-20
Aturan 20-20-20 dilakukan dengan cara yaitu setiap 20 menit menatap layar, alihkan pandangan sejauh 20 kaki (6 meter) selama 20 detik. Jeda singkat ini memungkinkan otot mata kita rileks dan memberi kesempatan mata untuk sering berkedip.

2. Atur posisi, ukuran huruf, dan cahaya
Posisikan layar sejauh lengan (50-70 cm) dan sedikit di bawah ketinggian mata. Cara ini berguna agar kelopak mata tidak perlu terlalu terbuka sehingga memperkecil permukaan mata yang terpapar layar dalam waktu lama. Lalu, perbesar juga ukuran font untuk meminimalkan menyipitkan mata dan pilih ruangan dengan cahaya memadai.

3. Kompres hangat
Saat mata terlanjur letih, saya biasa mengompres dengan air hangat selama 5-7 menit. Cara ini menurut saya efektif untuk mengurai ketegangan mata sekaligus melancarkan produksi minyak alami yang berperan dalam melembapkan mata.

4. Jaga kelembapan dan kualitas udara
AC dan kipas angin memang membawa kesejukan dan memperpanjang keawetan piranti elektronik kita. Namun, sayangnya, mereka juga menyerap kelembapan, khususnya di area mata. Oleh karena itu, kita bisa gunakan humidifier untuk menjaga tingkat kelembapan dan air purifier untuk menghilangkan partikel udara yang mengiritasi.

5. Hidrasi mata dengan INSTO Dry Eyes
Selain cara-cara di atas, saya juga selalu sedia INSTO Dry Eyes sebagai amunisi bertempur di era digital. Saya gunakan obat tetes mata INSTO Dry Eyes karena mampu memberi efek pelumas seperti air mata. Sehingga, iritasi dan gejala mata kering pun lekas sirna. Pokoknya, #InstoDryEyes #MataKeringJanganSepelein ya!

INSTO Dry Eyes New Packaging
INSTO Dry Eyes diformulasikan khusus untuk mengatasi gejala mata kering di era gaya hidup yang serba digital. Tetes mata ini mengandung hydroxypropyl methylcellulose yang bekerja sebagaimana air mata buatan yang mampu memberi kelembapan instan pada mata dan menjadi solusi efektif tanpa perlu ke dokter.
Yang saya ingat, kawan saya yang hidup dengan satu mata, sering memboyong INSTO di saku bajunya semasa kami sekolah dahulu. Kata dia, INSTO adalah harta berharga saat digerus angin AC yang kencang dan udara polutif.
Sehati dengan dia, sekarang saya juga langganan nyelipin INSTO Dry Eyes ke laci meja kerja maupun sling bag kesayangan saya.

Karena, INSTO Dry Eyes kemasan anyar punya perawakan yang mungil, hanya 7,5 ml saja! Dengan desain stylish berbentuk air mata dan warna biru mencolok, serta tutup yang lebih rapat membuat INSTO Dry Eyes cocok di semua usia. Kalangan anak muda atau buat kamu yang kepengen kelihatan awet muda *ehem.
Cara pakainya masih sama kok seperti produk INSTO lainnya. Saat mata kamu terasa sepet, perih, dan lelah, coba teteskan 1-2 tetes INSTO Dry Eyes di setiap mata. Tunggu beberapa saat dan mata kamu akan terasa sejuk dan segar kembali!
Menariknya, produk ini juga meringankan iritasi mata yang disebabkan oleh kekurangan produksi air mata, lho! Terutama pada penderita rheumatoid arthritis, keratoconjunctivitis dan xerophtalmia, serta bisa juga sebagai pelumas pada mata palsu seperti yang dialami kawan saya.
Oh iya, yang perlu diingat, masa steril tetes mata ini hanya sepanjang 30 hari saja sejak awal dibuka. Jadi, pastikan kamu mencatat tanggal bukanya ya agar tidak kelupaan! Selain itu, saat meneteskan, hindari kontak antara ujung botol dengan mata atau permukaan lain agar cairan INSTO tetap bersih dan terbebas dari kontaminasi
Yang paling penting, INSTO Dry Eyes juga dijamin 100 persen aman! Karena sudah mengantongi izin BPOM dan halal. Harganya pun terjangakau, cuma Rp 18.000,- an saja dan bisa dibeli di minimarket terdekat seluruh Indonesia.
Jadikan Hidup Lebih Bermakna
Menjaga kesehatan mata itu mudah, tetapi terkadang terlupa ketika penglihatan seseorang dalam keadaan prima. Oleh karenanya, di tengah dunia digital yang kian melesat, kita memerlukan kebijaksanaan untuk melihat ke dalam. Peduli terhadap gejala mata kering sejak dini dan melakukan upaya-upaya sederhana agar mata senantiasa sehat.
Mari rawat nikmat terbesar yang Allah swt titipkan dengan cara paling manis!
Mata kering? Jangan SePeLein! Tetesin INSTO Dry Eyes aja
**
Sumber gambar: Freepik & dokpri.
Olah grafis: dilakukan mandiri oleh penulis.
Referensi:
1: Herbal Medicine Class by dr. Prapti Utami. 6 Februari 2025. Diadakan oleh House of Herbs.
2: Insto. 2025. Web resmi.
3: Azizah, U. N. 2024. Berapa kali mata berkedip dalam sehari? Cek faktanya. Detik.
4: Queiruga & Villamarín. 2024. Screen time can seriously harm your eyes: here’s how to avoid it. The Conversation.
5: Oehring, D. 2025. How to protect your eyes in the digital age – expert in eye and vision science. The Conversation.
6: Mendrofa & Rohaya. 2022. Sindrom Mata Kering (Dry Eye Syndrome). AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Vol. 8 (2): 77-79.